Minggu, 30 Desember 2012

Tugas Perencanaan Kesehatan Trivo



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Penyakit saluran pernafasan mempunyai sumber yang paling penting pada status kesehatan yang buruk dan mortalitas di kalangan anak berusia balita. Penyebab utamanya adalah karena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau Acute Respiratory Infection (ARI) baik yang disebabkan oleh bakteri maupun karena virus (WHO, 2009). ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih di saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas), hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga tulang tengah dan selaput pleura (Depkes, 2009). Populasi yang rentan terkena ISPA adalah anak usia balita yaitu berkisar 0-5 tahun. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun, apabila infeksi yang bersifat ringan tersebut mengarah ke infeksi berat menyebabkan pneumonia dan mengakibatkan kematian pada anak balita.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk yang besar yaitu tahun 2011 mencapai 241.182.182 jiwa (Profil Kesehatan Indonesia, 2011). Meningkatnya kepadatan penduduk di Indonesia ditunjang oleh meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Angka mortalitas yang terus meningkat disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh maupun karena penyakit kronik dan akut. Hal ini pun terjadi pada anak balita yang kehidupannya sangat rentan oleh penyakit.
Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Indonesia merupakan kasus ISPA di masyarakat diperkirakan sebanyak 10% dari populasi. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi kedua terbesar yang endemik ISPA dengan persentase sebesar 42,50%. Daerah endemik pertama adalah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan persentase 56,50%. Sementara itu pada tahun 2011 di Indonesia kasus ISPA terbesar terdapat di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 72,76%, dan ISPA kedua terbesar terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 42,36% dan ketiga di provinsi Jawa Barat sebesar 39,11% (Kemenkes RI, 2011).
Untuk mengurangi kemungkinan terkena ISPA dapat dilakukan upaya pencegahan. Pencegahan merupakan faktor yang harus diprioritaskan dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga diharapkan terjadi penurunan yang berarti terhadap angka kesakitan dan kematian akibat suatu penyakit (Anderson & Judith, 2006).

1.2  Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin mencoba untuk mengemukakan upaya pencegahan ISPA dengan prioritas kepada penatalaksanaan kasus ISPA pada bayi dan anak-anak. Mengingat tujuan pembangunan kesehatan dalam upaya menurunkan angka mortalitas dan morbilitas, sehingga tujuan pembangunan nasional untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas baik, fisik maupun mental akan tercapai.

1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengidentifikasi mengenai penyakit ISPA di Nusa Tenggara Barat (NTB)
2.      Memberikan upaya pencegahan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ISPA
3.      Membuat perencanaan kedepan bagaimana untuk menanggulangi ISPA

1.4  Manfaat
        Melalui tulisan ini diharapkan  penulis dan pembaca dapat lebih memahami tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan cara pencegahannya.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.

2.2.Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
• Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
• Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
• Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
• Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris
• hypoxemia,
• hypercapnia dan
• acydosis (metabolik dan atau respiratorik) (4).

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin (4).


BAB III
PENATALAKSANAAN KASUS ISPA

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
3.1. Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak. Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklassifikasi.

3.2. Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
• Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
• Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.

Untuk golongan umur 2 bu~an sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

3.3. Pengobatan
• Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
• Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
• Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk dosis dapat dilihat pada lampiran.

3.4 Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

3.5. Pencegahan dan Pemberantasan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan yang dilakukan adalah :
      • Penyuluhan kesehatan yang terutama di tuj ukan pada para ibu.
      • Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi.

Pelaksana pemberantasan
Tugas pemberatasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab bersama. Kepala Puskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan pemberantasan di wilayah kerjanya. Sebagian besar kematiaan akibat penyakit pneumonia terjadi sebelum penderita mendapat pengobatan petugas Puskesmas. Karena itu peran serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat'membantu menemukan kasus-kasus pneumonia yang perlu mendapat pengobatan antibiotik (kotrimoksasol) dan kasus-kasus pneumonia berat yang perlusegera dirujuk ke rumah sakit .
Dokter puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut :
• Membuat rencana aktifitas pemberantasan ISPA sesuai dengan dana atau sarana dan tenaga yang tersedia.
• Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis.
• Melakukan pemeriksaan pengobatan kasus- kasus pneumonia berat/penyakit dengan tanda-tanda bahaya yang dirujuk oleh perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggap perlu.
• Memberikan pengobatan kasus pneumonia berat yang tidak bisa dirujuk ke rumah sakit.
• Bersama dengan staff puskesmas memberi kan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita. perihal pengenalan tanda-tanda penyakit pneumonia serta tindakan penunjang di rumah,
• Melatih semua petugas kesehatan di wilayah puskesmas yang di beri wewenang mengobati penderita penyakit ISPA,
• Melatih kader untuk bisa, mengenal kasus pneumonia serta dapat memberikan penyuluhan terhadap ibu-ibu tentang penyaki ISPA,
• Memantau aktifitas pemberantasan dan melakukan evaluasi keberhasilan pemberantasan penyakit ISPA. menditeksi hambatan yang ada serta menanggulanginya termasuk aktifitas pencatatan dan pelaporan serta pencapaian target.

Paramedis Puskesmas Puskesmas pembantu
• Melakukan penatalaksanaan standar kasus-kasus ISPA sesuai petunjuk yang ada.
• Melakukan konsultasi kepada dokter Puskesmas untuk kasus-kasus ISPA tertentu seperti pneumoni berat, penderita dengan weezhing dan stridor.
• Bersama dokter atau dibawah, petunjuk dokter melatih kader.
• Memberi penyuluhan terutama kepada ibu-ibu.
• Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan Puskesmas sehubungan dengan pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA.

Kader kesehatan
• Dilatih untuk bisa membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia.
• Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit
• Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.
• Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
• Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah yang terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kontrimoksasol.
• Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk.





Minggu, 29 Juli 2012

Yerusalem Baru

Wahyu 21 : 1 -22
1Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.  
 2Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
3Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ''Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.  
4Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.''  
5Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ''Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!'' Dan firman-Nya: ''Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.''  
6Firman-Nya lagi kepadaku: ''Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.  
7Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.  
8Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.''  
9Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: ''Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.''  
10Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.  
11Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.  
12Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.  
13Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.  
14Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.  
15Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya.  
16Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.  
17Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.  
18Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.  
19Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,  
20dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.  
21Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.  
22Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.  (ini aku copas)     
  

pelajaran td malam

smlm tepatnya cerita dmulai kira2 jm tgh 11.. aq pny tmn namany rafika.. hr kamis lalu kknya ninggal krn sakit tumor otak.. pdhal kkny blm siap kul... rafika ini plg dekat sm kknya.. trus dia blg bsknya itu dia kemasukan roh kk nya. trus kk ny blg kln harus percaya sm Tuhan Yesus, gak ada jln lain selain Tuhan Yesus. Trus, pas wkt di RS hr kamis yg terakhir itu, hny kwn ku itu yg jaga kknya. tpi kk ny hny bisa nangis terus... lalu dihapus2 kwnku ini airmatanya, ditnya knp kk hny nangis terus? ttp kk ny da ga sanggup mnjwb. Trus pas acara di rmhny itulh yg dimasuki itu dia,. ad dstu ibu2 yg murtad jd islam krn suaminya. diblg ny kw nantulg jgn jd murtad, hny Yesus jln mnj surga. Trs ad ank yg bandal dst, dblg kw jg dek, hrs berubah.. Trus dblg sm mamanya, ma aq da di surga bsm Yesus, aku uda brjln brsm Yesus mlht surga & neraka. Ma, aku tnggu mama di surga yah, ktnya. Trus dblg sm kwnku ini, Fika, kmrn pas di RS aq sbnrnya mw jwb prtanyaanmu.. tpi aq gak sanggup.. aku cm mau blg aq nangis krn ada Tuhan Yesus disamping kita.. menemani kita.. itu aja..
 Tmn2..
hidup kita itu sbntar.. mati itu lebih lama loh drpada hidup.. kita jg gtw kan kpn ajal mnjemput kita..?
Jd slma kita msh bersatu sm jiwa, rag & roh kita.. kita hrus bisa mlakukan yg terbaik bwt Tuhan Yesus.. percayalah Tuhan pasti akan mberi yang terbaik juga bwt kita... 
Aku benar2 jd tersadar td mlm.. aku serasa diingatkan sm Tuhan lwt tmnku ini ; bahwa hidup ini cuma sementara, jd pakailah bwt kemuliaan nama Tuhan.. yah.. :)
Tuhan memberkati .


 

Rabu, 25 Juli 2012

Pantai...

Aku senang bgt lht pemandangan yg menenangkan hati, lht yg serba hijau, putih, terutama biru, dsb. byk org yg blg klw suka warna biru berarti orgnya pembawaan tenang.. Nah, pmandgan yang plg gw suka itu pantai... Selain pemandanganny menenangkan, buat sejuk, pantai ini bisa buat org lupa deh sama yg namanya masalah.. (mnurut gw sih... hehe) tapi iya lohh.. karna byk juga yg blg gitu. Pokoknya pantai ni beda la ma yg lainnya.. kalau gw da di pantai ni ibaratnya gw da di dunia yg berbeda.. jauh dr kepenatan kota, kebisingan, debu, polusi n much more.. Ya emg ciptaan Tuhan tu indah & captivated bgeT.. :) 
Gue jg lumayan suka ni ma yg namanya koleksi foto" ttg pantai. :p
ni cthnya......
Keindahan pantai Tebing Siung di pagi hari




Wakatobi National Park (Sulawesi..)



 Pantai Ngliyep (Malang)





Danau Matano (Luwu Timur)

 

Sundak beach (Yogyakarta)



Durban (Afrika Selatan..)


Kauai, Hawaii, Amerika Serikat


 Tavira, Portugal


Pantai Kuta Bali

 

  Pantai Lombok


Gmn..? Luar biaaasa..,kereen kann??
Yup ku akui ciptaan Tuhan tu very amazing.. ;)
Thx God