Rabu, 20 November 2013

ANALISIS KOMUNIKAN DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Drs.Edy Syahrial M.kes selaku dosen pembimbing kami.
Penulis membahas sebuah judul “Analisis Komunikan Dalam Komunikasi Kesehatan”yang diharapkan dapat memberikan suatu pengetahuan yang berguna bagi semua pihak. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Komunikasi Kesehatan Program Studi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat. Penulis menyusun tugas ini berdasarkan sumber-sumber yang relevan, baik dari media cetak, seperti buku, maupun media elektronik.
Adapun yang akan kami bahas dalam tugas kami ini ialah tentang pengertian komunikasi, komunikasi kesehatan, audiens dan tipe-tipe sikap audiens dan metode pemetaan audiens.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun kami terima demi kebaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap agar tugas ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.


                                                                                                                 Medan, 19 November 2013

                                                                                                     Penulis







i
BAB I


PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya.
Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. David K. Berlo menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat. Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi.
1.        Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
2.        Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Pengertian Komunikasi
b.      Konsep Komunikasi Kesehatan
c.       Audiens dan Tipe-Tipe Sikap Audiens
d.      Metode Pemetaan Audiens

1.3    Tujuan
            Untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan hakikat komunikan atau audiens dalam komunikasi kesehatan dan mengapa komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi kesehatan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Komunikasi
            Ada beberapa pengertian mengenai komunikasi yang dikemukakan para ahli. Dimana masing-masing pengertian tersebut kebanyakan lebih didasarkan atas pendapat dan pengamalan serta latar belakang dari ahli yang bersangkutan. Ada yang mengartikan komunikasi secara khusus. Dalam konteks ini, setiap bentuk komunikasi setidaknya ada dua orang atau lebih yang saling mengirimkan lambang yang memiliki makna tertentu. Lambang tersebut bisa bersifat verbal dalam bentuk kata-kata atau berupa unkapan nonverbal seperti ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh.
            Sedangkan dalam arti luas komunikasi dideskripsi sebagai setiap bentuk tingkah laku mengandung ungkapan tertentu dan mengisyaratkan makna tertentu dari proses kominikasi. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu proses penyimpanan pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media.            Komunikasi persuasif bertujuan mengubah sikap, pengetahuan dan mengarahkan tindakan audiens. Efek terhadap audiensterhadap komunikasi persuasifsekurang-kurangnya ada dalam bentuk perhatian mereka atas kredibilitas komunikator, kelengkapan informasi, media yang cocok, metode kelengkapan informasi. Komunikasi persuasif yang baik harus memperhitungkan audiens.Komunikasi adalah individu, sekelompok orang, komunitas, organisasi, publik, masyarakat, yang menjadi sasaran komunikasi. Kesusksesan suatu komunikasi tidak terutama terletak pada komunikator meskipun harus diakui bahwa komunikator, merupakan sumber yang memprakarsai komunikasi. Sukses atau gagalnya peranan komunikasi yang diperani oleh komunikator sangat bergantung terhadap penilaian yang diberikan oleh komunikan mereka. Berdasarkan dalam proporsi ini maka dalam suatu proses komunikasi, analisis komunian, merupakan bagian yang sangat penting, karena jika dapat membuat data tentang karakteristik komunikan maka dapat merencanakan suatu komunikasi dengan baik.
2.2    Komunikasi Kesehatan
            Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian informasi tentang kesehatan.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi  kesehatan, dan rencana kesehatan publik.Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan interaksi tim medis. Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional – profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan.
                                                                                                                                   
2.3    Audiens dan Tipe-tipe Sikap Audiens
Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu,dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarelasesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati, mengakui, mempelajari,merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega. Audiens juga dapat atau memang dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk perilaku kolektif yang dilembagakan. Pertanyaan  tentang audiens:
1.        Siapa yang menjadi sumber informasi audiens
2.        Informasi apa yang mereka butuhkan
3.        Media apa yang sering digunakan audiens
4.        Sipakah penerima informasi
5.        Dampak apa yang mereka alami
6.        Hambatan apa yang mereka alami
Komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi
Menanggapi secara kritis bahwa perlunya keterlibatan audiens dalam program layanan kesehatan yang dilakukan tidak sama dengan cara audiens berkonsultasi. Keterlibatan berarti cara menemukan dalam mana orang merasa bahwa mereka merupakan bagian terpenting dari proses pembuatan keputusan, dan keterlibatan mereka membuat keputusan itu sangat menentukan untuk diambil. Konsultasi berarti mempertanyakan kepada orang untuk dibantu, bertanya kepada mereka apa yang mereka pikirkan, mereka rencanakan dari layanan yang diberikan, apa rencana mereka, tanya terhadap mereka apa yang mereka butuhkan, dan pa yang perlu dilakukan terhadap mereka.
Ada 5 level dimana keterlibatan publik membutuhkan operasi agar menjadi objektif:
1.      Grass roots level – bekerja langsung dedngan individu
2.      Community networks – bekerja untuk mendung forum yang berbeda
3.      Professional networks – bekerja untuk membangun aliansi dan kemitraan
4.      Organisation development – bekerja untuk mengubah cara organisasi bekerja
5.      Co-odination – membuat semua yang berbeda level senang berinteraksi dan bekerjasama
Beberapa manfaat dari keterlibatan audiens bagi individu
1.      Orang akan melihat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari keterlibatan mereka, dan merasa mendapatkan keuntungan atas itu.
2.      Orang akan menjadi sadar apa sebab keputusan itu dibuat, dan apa sebab prioritas itu ditetapkan.
3.      Orang akan menjadi lebih aktif terlibat dalam komunitas mereka.
Bagi komunitas, akan tercipta komunikasi yang lebih baik dengan dan antara kelompok dalam komunitas. Komunitas akan merasa lebih kuat dan mempertemukan kebutuhan lokal dan berpengaruh terhadap keutusan. Merka akan diberi sumber daya untuk mendapatkan dan terlihat lebih banyak orang. Serta bagi organisasi bermanfaat organisasi akan lebih adil tentang apa yang dapat dikerjakan dan tidak perlu dikerjakan.lebih terbuka tentang prioritas organisasi.
Dampak positif keterlibatan dari audiens adalah adanya peluang yang nyata atas perubahan, melayani para pengguna untuk bersama-sama memfokuskan diri dalam cara-cara yang bermakna. Dan dampak negatif dari keterlibatan adalah isu-isu tidak jelas dan tidak dapat dipahami, apalagi dialog mengalami jalan buntu, terlalu mengandalkan kelompok tertentu, tanggung jawab para pemrakarsa tidak jelas. Untuk mencapai tujuan positif dan manfaat dari keterlibatan komunikn itulah maka kita perlu melakukan studi ilmiah terhadap komunikan. Tipe-tipe sikap audiens adalah sebagai berikut:
1.      Audiens yang besahabat,  merupakan tipe komunikan, tipe pendengar, pembaca, pemirsa yang mempunyai disposisi positif terhadap informasi kesehatan yang dikemukakan oleh komunikator. Karena disposisi mereka positif terhadap kredibilitas komunikator, media pengalih informasi, maupun situasi komunikasi maka mereka akan lebih mudah menerima dan memahami informasi kesehatan dari komunikator.
2.      Audiens yang bermusuhan, adalah audiens yang mempunyai tipe sikap yang berkebalikan dari audiens yang bersahabat. Audiens yang bermusukan merupakan tipe komunikan, pendengar, pembaca, tipe pemirsa yang mempunyai disposisi negatif terhadp informasi kesehatan yang dikemukakan oleh komunikator. Karena disposisi negatif terhadap kredibilitas komuniator, media pengalih informasi, maupun situasi komunikasi maka mereka akan sangat sulit menerima dan memahami informasi kesehatan dari komunikan.
3.      Audiens yang netral, adalah audiesn yang mempunyai sikap netral, tidak memihak kepada komunikator atau pada informasi yang disampaikanoleh komunikator. Sikap komunikasi seperti ini mau berdiri diantarasikap positif atau negatif namun kadang-kadang dianggap oleh orang yang berani memilih setuju dengan tidak setuju sebagai tipe sikap yang ambigu, bahkan tidak tegas.
4.      Audiens yang apatis, adalah audiens yang bersikap masa bodoh terhadap komunikator maupun terhadap informasi yang dia terima. Sikap masa bodoh atau malas tahu isi sebenarnya didorong oleh tingkat keterlibatan audiens terhadap informasi yang mereka terima. Artinya tidak ada keuntungan atau kerugian apapun yang mereka terima lantaran memberikan disposisi positif maupun negatif.
5.      Audiens dengan sikap campuran, adalah audiens dengan sikap bersahabat anmun bermusuhan, dapat memberiakan disposisi positif terhadap komunikator. Bersahabt bamun netral, dapat memberikan disposisi positif namun bersikap masa bodoh.

2.4    Metode Pemetaan Audiens
Terdapat beberapa metode pemetaan audiens, antara lain
1.        Sosiologis
Disebut juga sebagai analisis demografis. Pemetaan sosiologis dilakukan melalui pendekatan objektif berdasarkan data statistik sosial dari audiens. Pemetaan ini sering disebut dengan kategori demografis yang secara sederhana mau menjawab who the audience is. Ada beberapa faktor yang dapat dipetakan, yakni:
a.       Umur
Audiens dapat dipecahkan dalam beberapa kelompok umur, misalnya kelompok umur anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kategori ini menolong kita untuk tampil sebagai komunikator yang dapat menyesuaikan diri termasuk menyesuaikan pesan dan memilih media yang cocok dengan mereka.
b.      Gender
Audiens dikelompokkan kedalam jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Pembagian tersebut membantu dalam mempersiapkan pesan yang sesuai dengan kebiasaan menerima informasi dari perempuan atau laki-laki.
c.       Tingkat pendidikan
Audiens dikelompokkan kedalam tingkat atau jenjang pendidikan. Berasumsi bahwa pengetahuan atau keluasan wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Kalau orang sekolah makin tinggi maka kita anggap mereka lebih mengerti atau sekurang-kurangnya mudah diberi pengertian mengenai suatu informasi.
d.      Tingkat pengetahuan
Audiens dikelompokkan kedalam tingkat pengetahuan tentang informasi yang akan disampaikan. Perlu perincian informasi mengenai sebab musabab, pencegahan dan pengobatan terhdap penyakit diare kepada sekelompok pendengar yang berpengetahuan luas tentang tema itu, misalnya perawat, bidan atau dokter.
e.       Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan diasumsikan turut menetukan disposisi mereka terhadap informasi yang mereka terima. Orang-orang dengan jenis pekerjaan yang sibuk kungkin tidak tertarik menerima informasi secara rinci, namun orang yang mempunyai jenis pekerjaan dangan waktu luang cukup banyak akan lebih suka menerima informasi.
f.       Tingkat pendapatan
Besaran pendapatan audiens turut menentukan disposisi mereka terhadp informasi. Kalau informasi yang dikemukakan tersebut telah tercetak dalam buku, mereka lebih memilih membeki daripada mendengar.
g.      Agama
Agama ikut menentukan penerimaan audiens terhadp pesan. Faktor yang berkaitan dengan kepercayaan atau dogma agama sangat menentukan tingkat peneriamaan informasi.
2.        Psikologis
Audiens dapat dipetakan berdasarkan hukum-hukum psikologis baik secara individual, kelompok, komunitas, maupun masyarakat dalam cara berpikir dan pendekatan psikologi (sosial).
a.       Konsep diri
Audiens secara psikologis dalam konsep diri. Bagi mereka yang siasumsikan memiliki konsep diriyang selalu tinggi mungkin lebih cocok diberi informasi yang kemudian dapat dikembangkan sendiri.
b.      Kebutuhan audiens
Apakah audiens membutuhkan pemenuhan kebutuhan inklusi, afeksi atau kontrol. Jika audiens ingin dilibatkan dalam peran sebagaimana yang diinformasikan, beriakn informasi untuk mereka untuk bekerjasama. Namun, jika komunikan yang lebih mengutamakan perhatian dan kasih sayang, maka informasi yang diberikan haruslah yang berbau kasih sayang karena mereka ingin dihormati.
3.        Antropologis
Salah satu metode yang mudah untuk melihat kategori nilai budaya adalah dengan mempelajari kearifan lokal. Kearifan lokal adalah engetahuan kultural yang dimiliki oleh komunitas, pengetahuan yang dimiliki oleh mereka itu adalah unik, baik sebagai nilai ataupun sebagai norma dan kebiasaan mereka.
Karakteristik dari kearifan lokal, misalnya:
a.       Umumnya ada dalam setiap komunitas
b.      Ada dalam kebudayaan tertentu
c.       Menjadi dasar pengambilan keputusan
d.      Menjadi dasar dan strategi berjuang di masa depan
e.       Dokumentasi yang tersitematis
f.       Berkaitan dengan kehidupan atau kebiasaan untuk hidup, misalnya atur kerjasama, pelihara air, atur kerja kebun, dan lain-lain.
g.      Dapat diadaptasikan dalam aktifitas yang lain
h.      Dituturkan secara lisan atau perilakunya non verbal.
Kearifan lokal dijadikan pengambilan keputusan dalam hal:
a.       Pertanian
b.      Pemeliharaan kesehatan
c.       Penyimpanan makanan
d.      Pendidikan
e.       Managemen sumberdaya
f.       Pedoman aktivis terhadap relasi dengan orang lain.
Manfaat kearifan lokal:
a.       Membimbing strategi pemecahan masalah dalam komunitas
b.      Lebis dimiliki oleh orang komunitas daripada individual
c.       Sebagai pengetahuan yang dipraktekkan dalam relasi dan ritual
Sebab kearifan lokal itu penting:
a.       Dapat dijadikan pedomana dalam memecahkan masalah, khususnya bagi orang miskin
b.      Mewakili konstrubusi yang penting dalam perubahan global
c.       Dapat mencegah resiko besar dari luar
d.      Relevan denga proses pembangunan

4.        Analisis berdasarkan konteks percakapan
Analisis terhadap audiens dapat dilakukan dengan melihat apa yang atau tema yang kadang-kadang dipercakapkan.
a.       Ukuran audiens
Makin bayak orang, ternyata lebih sulit dipengaruhi karena mekin banyak fakror psikologis sosial yang patut diperhitungkan.
b.      Lingkungan fisik
Lingkungan fisik juga ikut menentukan tingkat ketrpengaruhan. Lingkungan fisik yang suhunya panas membuat orang lebih cepat letih sehingga hanya bertemu dalam satu pertemuan yang waktunya lebih singkat.
c.       Kesempatan yang sesuai
Mempengaruhi orang atau audiens dilakuakan berdasarkan waktu bercakap-cakap. Keharus memperhitungkan kalau berbicara dengan audiens dalam kesempatan seperti sosial, agama, hubungan kerja.
d.      Waktu bicara yang sesuai
Dimana waktu yang temat untuk bicara? Apakah dipagi hari dimana orang masih sibuk mengurus keluarga, atau di sore hari ketika orang harus beristrahat, dan lain-lain.

5.        Berdasarkan terpaan pesan
Membagi audiens berdasarkan tingkat dinamika mereka kalau berhadapan dengan pesan-pesan yang dikirimkan. Ada 5 gambaran umum yang beroperasi dikalangan penerima atau audiens, yakni:
1.      Selective exposure
Manusia hidup dalam kelompok dan komunitas. Diduga secara psikologi sosial orang yang mempunyai relasi sosial yang sejenis mempunyai presepsi yang sama atau memilih terpaan media yang sama, yakni:
a.       Selective attention, oraang dengan pengalaman sosial yang sama akan cendenrung memperhatikan topik dan isu yang sama.
b.      Selective perception, diakuai pasti ada variasi perbedaan minat, kepercayaan, pengetahuan, sikap, kebutuhan dari individu, kategori sosial dan relasi sosial. Namun diduga bahwa ada kesamaan  antaraindividu, antarindividu dalam kategori sosial dan relasi sosial dalam mempresepsi isi pesan sebuah media.
c.       Selective recall, sama seperti dua prinsip diatas maka diasumsikan bahwa berdasarkan prinsip seleksi oleh individu, individu dalam kelompok atau sosial dan relasi sosial, maka diasumsikan ada individu, individu dalam kelompok atau kategori sosial dan relasi sosial tertentu akan mengingat sebuah pesan dalam waktu yang lama atau melupakannya dengan cepat.
d.      Selective action, berdasarkan prinsip seleksi individu, kelompok sosial dan relasi sosial, maka diasumsikan ada individu, individu dalam kelompok atau kategori sosial dan relasi sosial tertentu akan membuat tindakan yang sama.
2.      Magnitude of change
Meskipun perubahan arah sukar dipastikan, seseorang pembicara seharnya dapat menentukan arah perubahan dari audiens. Dia harus dapat membuat rasionalisasi atas apa yang mau dia ungkapkan. Kalau tidak ingin kena bumerang, harus menjadi lawan dari posisi audiens.
a.       Hostile audience
Persuasi itu sukar. Tidak punya batasan tertentu mengenai kebutuhan dari tujuan. Jadi, pilihan harus kredible terhadap topik itu. Memakai alasan rasional, teoritis untuk mengubah mereka.
b.      Friendly audience
Omongan harus dapat memperkuat kesadaran yang sudah ada dan dipindahkan mereka kedalam tindakan.
c.       Neutral or apathetic audience
Topik harus relevan dengan hidup mereka.

3.      The inoculation effect
Teori ini merupakan teori persuasi. Seorang komunikator dapat mempengaruhi audiens dengan meningkatkan resistensi mereka atas informasi yang mereka peroleh (disposisi positif) jika proses untuk mensuplai informasi itu dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga mudah diterima oleh komunikan, yaitu dengan memberikan:
a.       Informasi yang penuh tantangan (challenge)
b.      Informasi yang penuh dengan ketakutan (fear appeals)
c.       Informasi yang menarik (attractive) sehingga mudah mempengaruhi audiens
d.      Informasi yang mampu mendapatkan ketegangan (stress) sehingga mempersuasi audiens
e.       Informasi yang menampilkan daya tarik emosional (emotional appeals).
4.      Audience participation
Sekurang-kurangnya ada tiga bentuk keterlibatan atau partisipasi audiens sebagaimana yang dihasilkan oleh pengaruh informasi yang diberikan. Yakni, partisipasi dalam bentuk pemberian uang atau barang demi melancarkan suatu kegiatan, partisipasi dalam memberikan tenaga secara fisik hadir dalam suatu aktivitas, dan terakhir, partisipasi dalam bentuk pikiran dan pendapat.
5.      Motivation
Motivasi adalah pemberian dorongan kepada seseorang atau sekelompok orang agar mereka menerikan partisipasinya dalam aktivitas tertentu. Namun patut diingat bahwa motivasi harus disesuaikan dengan motif atau need dari audiens, dan need itu harus disesuaikan dengan daya tarik motif.
            Teori Maslow beransumsi bahwa setiap orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh, baru ia akan mengarahkan perilakunya untuk meperoleh kepuasan dari kebutuhan lain yang lebih tinggi. Melalui teori piramida kebutuhan manusia, Maslow berasumsi bahwa motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu mempunyai tingkatan mulai kebutuhan paling dasar sampai kebutuhan yang paling tinggi.setiap  orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut mulai dari tingkat dasar maslow menyebutkan kebutuhan manusia itu sebagai basic needs yang tersusun sebagai berikut.
              Tahap-1 kebutuhan fisiolgis. Pada level pertama menunjukan bahwa secara umum manusia ingin mempertahankan kehidupannya, dan untuk mempertahankan kehidupan itu manusia berusaha agar kebutuhan fisiolgis (makan, minum, pakaian, rumah, udara, reproduksi/seks) harus dapat dipenuhi.
              Tahap-2 kebutuhan rasa aman. Jika kebutuhan fisidlogis thap pertama diatas sudah dipenuhi manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya yaitu rasa aman dan kehidupan yang stabil. Yang dimaksudkan dengan security need adalah kebutuhan rasa aman, manusia ingin dan merasa bebas dari gangguna fisik maupun emosi orang lain.
              Tahap-3 kebutuhan sosial.  Pada tingkat ketiga manuisa membuthkan kasih sayang. Manusia merasa kalau dia merupakan milik masyarakat atau lingkungan sosial, manusia juga ingin agar dirinya diterima dan dijadikan sebagai sahabat oleh lingkungan maupun organisasi.
              Tahap-4 kebutuhan harga diri. Pada tahap ke empat manusia membutuhkan penghargaan dari orang lain terhadap dirinya. Memberikan penghargaan terhadap orang lain dapat dilakukan dengan pengakuan atas status yang dia miliki.
              Tahap-5 kebutuhan aktualisasi diri. Pada puncak piramida ada kebutuhan aktualisasi diri dimana setiap orang ingin agar masyarakat atau organisasi melibatkan dia secara penuh, termassuk memberikan kepercayaan kepada mereka untuk melaksanakan tugas dan fungsi tertentu.

















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1  Kesimpulan
1.        Komunikasi adalah individu, sekelompok orang, komunitas, organisasi, publik, dan masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi. Kesuksesan suatu komunikasitidak terutaa terletah pada komunikator- meskipun diakui bahwa komunikator merupakan sumber yang memprakarsai komunikasi namun sukses atau gagalnyaperanan komunikasi yang diperanani oleh komunikator sangat tergantung dari penilain yang diberikan oleh komunikan oleh audiens kepada mereka.
2.        Ada banyak pertanyaan yang harus dijawab menyangkut karakteristik audiens
a.       Siapa yang menjadi sumber informasi audiens
b.      Informasi apa yang mereka butuhkan
c.       Media apa yang sering digunakan audiens
d.      Sipakah penerima informasi
e.       Dampak apa yang mereka alami
f.       Hambatan apa yang mereka alami
3.        Analisis peranan komunikasi persusif berkaitan denga jawaban atas pertanyaan mengapa audiens perlu dilibatkan dalam analisis komunikasi kesehatan. Level keterlibatan audiens itu bisa:
4.        Ada beberapa manfaat dari keterlibatan audiens, yakni:
1.      Grass roots level – bekerja langsung dedngan individu
2.      Community networks – bekerja untuk mendung forum yang berbeda
3.      Professional networks – bekerja untuk membangun aliansi dan kemitraan
4.      Organisation development – bekerja untuk mengubah cara organisasi bekerja
5.      Co-odination – membuat semua yang berbeda level senang berinteraksi dan bekerjasama
6.      Dampak positif dari keterlibatan audiens adalah adanya peluang yang nyata atas perubahan, melayani para pengguna untuk bersama-sama memfokuskan diri dalam cara-cara yang bermakna. Dan dampak negatif dari keterlibatan adalah isu-isu tidak jelas dan tidak dapat dipahami, apalagi dialog mengalami jalan buntu, terlalu mengandalkan kelompok tertentu, tanggung jawab para pemrakarsa tidak jelas. Untuk mencapai tujuan positif dan manfaat dari keterlibatan komunikan itulah maka kita perlu melakukan studi ilmiah terhadap komunikan.
3.2  Saran
1.      Dalam suatu proses komunikasi, analisis komunikan, merupakan bagian yang sangat penting, karena jika kita dapat membuat peta komunikan maka kita dapat merencanakan suatu komunikasi dengan baik.
2.      Kita harus bersikap kritis terhadap komunikan atau audiens dalam suatu komunikasi.