KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis bisa
menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Drs.Edy Syahrial M.kes selaku dosen pembimbing kami.
Penulis
membahas sebuah judul “Analisis Komunikan Dalam Komunikasi Kesehatan”yang
diharapkan dapat memberikan suatu pengetahuan yang berguna bagi semua pihak. Tugas
ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Komunikasi Kesehatan Program Studi S1
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Penulis
menyusun tugas ini berdasarkan sumber-sumber yang relevan, baik dari media
cetak, seperti buku, maupun media elektronik.
Adapun yang akan kami bahas dalam tugas kami
ini ialah tentang pengertian komunikasi, komunikasi kesehatan, audiens dan
tipe-tipe sikap audiens dan metode pemetaan audiens.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan
kritik yang membangun kami terima demi kebaikan makalah ini.
Akhir
kata, penulis berharap agar tugas ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
bacaan dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Medan,
19 November 2013
Penulis
i
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebagaimana diketahui, manusia
adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam
kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia
harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan
manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok
dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial. Banyak pakar
menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Apa yang mendorong manusia sehingga
ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya
dua kebutuhan, yakni kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tiga fungsi dasar yang
menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi: Pertama, adalah hasrat
manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan
menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi
manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui
komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya,
maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua,
adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses
kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu
bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak
pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir,
gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan
masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini
diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga,
adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat
yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut
untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana
orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya.
Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa
menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan
kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat
yang dilayaninya.
Ketiga fungsi ini menjadi patokan
dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. David
K. Berlo menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan
interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain,
juga untuk mengetahui keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan
dengan masyarakat. Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia,
sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur
keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen,
manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan
lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan
oleh kemampuannya berkomunikasi.
1.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada
khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi
massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor
yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau
saluran.
2.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk
orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan
dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan
untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non
komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau
atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih
dikenal dengan iklan layanan masyarakat.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
a.
Pengertian Komunikasi
b.
Konsep Komunikasi Kesehatan
c.
Audiens dan Tipe-Tipe Sikap
Audiens
d. Metode
Pemetaan Audiens
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui, memahami, dan
menjelaskan hakikat komunikan atau audiens dalam komunikasi kesehatan dan
mengapa komunikan atau audiens terlibat dalam komunikasi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi
Ada beberapa pengertian
mengenai komunikasi yang dikemukakan para ahli. Dimana masing-masing pengertian
tersebut kebanyakan lebih didasarkan atas pendapat dan pengamalan serta latar
belakang dari ahli yang bersangkutan. Ada yang mengartikan komunikasi secara
khusus. Dalam konteks ini, setiap bentuk komunikasi setidaknya ada dua orang
atau lebih yang saling mengirimkan lambang yang memiliki makna tertentu.
Lambang tersebut bisa bersifat verbal dalam bentuk kata-kata atau berupa
unkapan nonverbal seperti ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh.
Sedangkan dalam arti luas komunikasi dideskripsi sebagai
setiap bentuk tingkah laku mengandung ungkapan tertentu dan mengisyaratkan
makna tertentu dari proses kominikasi. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu
proses penyimpanan pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara keseluruhan baik secara
langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi persuasif bertujuan mengubah
sikap, pengetahuan dan mengarahkan tindakan audiens. Efek terhadap
audiensterhadap komunikasi persuasifsekurang-kurangnya ada dalam bentuk
perhatian mereka atas kredibilitas komunikator, kelengkapan informasi, media
yang cocok, metode kelengkapan informasi. Komunikasi persuasif yang baik harus
memperhitungkan audiens.Komunikasi adalah individu, sekelompok orang,
komunitas, organisasi, publik, masyarakat, yang menjadi sasaran komunikasi. Kesusksesan
suatu komunikasi tidak terutama terletak pada komunikator meskipun harus diakui
bahwa komunikator, merupakan sumber yang memprakarsai komunikasi. Sukses atau
gagalnya peranan komunikasi yang diperani oleh komunikator sangat bergantung
terhadap penilaian yang diberikan oleh komunikan mereka. Berdasarkan dalam
proporsi ini maka dalam suatu proses komunikasi, analisis komunian, merupakan
bagian yang sangat penting, karena jika dapat membuat data tentang
karakteristik komunikan maka dapat merencanakan suatu komunikasi dengan baik.
2.2 Komunikasi
Kesehatan
Komunikasi
kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.Jadi, komunikasi
Kesehatan adalah proses penyampaian informasi tentang kesehatan.
Komunikasi kesehatan lebih sempit
daripada komunikasi manusia pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat
dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya,
berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam
komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara
spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi
yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi
kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program kesehatan
nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik.Dalam
konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis. Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk
dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional –
profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang
sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik
dalam hal pelayanan kesehatan.
2.3 Audiens
dan Tipe-tipe Sikap Audiens
Audiens adalah
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media
atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi.
Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu,dan
terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarelasesuai
dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati, mengakui, mempelajari,merasa
gembira, tegang, kasihan, atau lega. Audiens juga dapat atau memang
dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk perilaku
kolektif yang dilembagakan. Pertanyaan
tentang audiens:
1.
Siapa yang menjadi
sumber informasi audiens
2.
Informasi apa yang
mereka butuhkan
3.
Media apa yang sering
digunakan audiens
4.
Sipakah penerima
informasi
5.
Dampak apa yang mereka
alami
6.
Hambatan apa yang
mereka alami
Komunikan atau
audiens terlibat dalam komunikasi
Menanggapi secara
kritis bahwa perlunya keterlibatan audiens dalam program layanan kesehatan yang
dilakukan tidak sama dengan cara audiens berkonsultasi. Keterlibatan berarti
cara menemukan dalam mana orang merasa bahwa mereka merupakan bagian terpenting
dari proses pembuatan keputusan, dan keterlibatan mereka membuat keputusan itu
sangat menentukan untuk diambil. Konsultasi berarti mempertanyakan kepada orang
untuk dibantu, bertanya kepada mereka apa yang mereka pikirkan, mereka
rencanakan dari layanan yang diberikan, apa rencana mereka, tanya terhadap
mereka apa yang mereka butuhkan, dan pa yang perlu dilakukan terhadap mereka.
Ada 5 level dimana keterlibatan publik
membutuhkan operasi agar menjadi objektif:
1. Grass
roots level – bekerja langsung dedngan individu
2. Community
networks – bekerja untuk mendung forum yang berbeda
3. Professional
networks – bekerja untuk membangun aliansi dan kemitraan
4. Organisation
development – bekerja untuk mengubah cara organisasi bekerja
5. Co-odination
– membuat semua yang berbeda level senang berinteraksi dan bekerjasama
Beberapa manfaat dari
keterlibatan audiens bagi individu
1. Orang
akan melihat perubahan yang terjadi sebagai hasil dari keterlibatan mereka, dan
merasa mendapatkan keuntungan atas itu.
2. Orang
akan menjadi sadar apa sebab keputusan itu dibuat, dan apa sebab prioritas itu
ditetapkan.
3. Orang
akan menjadi lebih aktif terlibat dalam komunitas mereka.
Bagi
komunitas, akan tercipta komunikasi yang lebih baik dengan dan antara kelompok
dalam komunitas. Komunitas akan merasa lebih kuat dan mempertemukan kebutuhan
lokal dan berpengaruh terhadap keutusan. Merka akan diberi sumber daya untuk
mendapatkan dan terlihat lebih banyak orang. Serta bagi organisasi bermanfaat
organisasi akan lebih adil tentang apa yang dapat dikerjakan dan tidak perlu
dikerjakan.lebih terbuka tentang prioritas organisasi.
Dampak
positif keterlibatan dari audiens adalah adanya peluang yang nyata atas
perubahan, melayani para pengguna untuk bersama-sama memfokuskan diri dalam
cara-cara yang bermakna. Dan dampak negatif dari keterlibatan adalah isu-isu
tidak jelas dan tidak dapat dipahami, apalagi dialog mengalami jalan buntu,
terlalu mengandalkan kelompok tertentu, tanggung jawab para pemrakarsa tidak
jelas. Untuk mencapai tujuan positif dan manfaat dari keterlibatan komunikn
itulah maka kita perlu melakukan studi ilmiah terhadap komunikan. Tipe-tipe
sikap audiens adalah sebagai berikut:
1. Audiens
yang besahabat, merupakan tipe komunikan, tipe
pendengar, pembaca, pemirsa yang mempunyai disposisi positif terhadap informasi
kesehatan yang dikemukakan oleh komunikator. Karena disposisi mereka positif
terhadap kredibilitas komunikator, media pengalih informasi, maupun situasi
komunikasi maka mereka akan lebih mudah menerima dan memahami informasi
kesehatan dari komunikator.
2. Audiens yang bermusuhan, adalah audiens
yang mempunyai tipe sikap yang berkebalikan dari audiens yang bersahabat.
Audiens yang bermusukan merupakan tipe komunikan, pendengar, pembaca, tipe
pemirsa yang mempunyai disposisi negatif terhadp informasi kesehatan yang
dikemukakan oleh komunikator. Karena disposisi negatif terhadap kredibilitas
komuniator, media pengalih informasi, maupun situasi komunikasi maka mereka
akan sangat sulit menerima dan memahami informasi kesehatan dari komunikan.
3. Audiens yang netral, adalah audiesn yang
mempunyai sikap netral, tidak memihak kepada komunikator atau pada informasi
yang disampaikanoleh komunikator. Sikap komunikasi seperti ini mau berdiri
diantarasikap positif atau negatif namun kadang-kadang dianggap oleh orang yang
berani memilih setuju dengan tidak setuju sebagai tipe sikap yang ambigu,
bahkan tidak tegas.
4. Audiens yang apatis, adalah audiens yang
bersikap masa bodoh terhadap komunikator maupun terhadap informasi yang dia
terima. Sikap masa bodoh atau malas tahu isi sebenarnya didorong oleh tingkat
keterlibatan audiens terhadap informasi yang mereka terima. Artinya tidak ada
keuntungan atau kerugian apapun yang mereka terima lantaran memberikan
disposisi positif maupun negatif.
5. Audiens dengan sikap campuran, adalah
audiens dengan sikap bersahabat anmun bermusuhan, dapat memberiakan disposisi
positif terhadap komunikator. Bersahabt bamun netral, dapat memberikan disposisi
positif namun bersikap masa bodoh.
2.4 Metode
Pemetaan Audiens
Terdapat
beberapa metode pemetaan audiens, antara lain
1.
Sosiologis
Disebut juga
sebagai analisis demografis. Pemetaan sosiologis dilakukan melalui pendekatan
objektif berdasarkan data statistik sosial dari audiens. Pemetaan ini sering
disebut dengan kategori demografis yang secara sederhana mau menjawab who the audience is. Ada beberapa faktor
yang dapat dipetakan, yakni:
a.
Umur
Audiens dapat
dipecahkan dalam beberapa kelompok umur, misalnya kelompok umur anak-anak,
remaja, dewasa, dan orang tua. Kategori ini menolong kita untuk tampil sebagai
komunikator yang dapat menyesuaikan diri termasuk menyesuaikan pesan dan
memilih media yang cocok dengan mereka.
b.
Gender
Audiens
dikelompokkan kedalam jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Pembagian
tersebut membantu dalam mempersiapkan pesan yang sesuai dengan kebiasaan
menerima informasi dari perempuan atau laki-laki.
c.
Tingkat
pendidikan
Audiens
dikelompokkan kedalam tingkat atau jenjang pendidikan. Berasumsi bahwa
pengetahuan atau keluasan wawasan seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Kalau orang sekolah makin tinggi maka kita anggap mereka lebih
mengerti atau sekurang-kurangnya mudah diberi pengertian mengenai suatu
informasi.
d.
Tingkat
pengetahuan
Audiens
dikelompokkan kedalam tingkat pengetahuan tentang informasi yang akan
disampaikan. Perlu perincian informasi mengenai sebab musabab, pencegahan dan
pengobatan terhdap penyakit diare kepada sekelompok pendengar yang
berpengetahuan luas tentang tema itu, misalnya perawat, bidan atau dokter.
e.
Jenis
pekerjaan
Jenis pekerjaan
diasumsikan turut menetukan disposisi mereka terhadap informasi yang mereka
terima. Orang-orang dengan jenis pekerjaan yang sibuk kungkin tidak tertarik
menerima informasi secara rinci, namun orang yang mempunyai jenis pekerjaan
dangan waktu luang cukup banyak akan lebih suka menerima informasi.
f.
Tingkat
pendapatan
Besaran
pendapatan audiens turut menentukan disposisi mereka terhadp informasi. Kalau
informasi yang dikemukakan tersebut telah tercetak dalam buku, mereka lebih
memilih membeki daripada mendengar.
g.
Agama
Agama ikut
menentukan penerimaan audiens terhadp pesan. Faktor yang berkaitan dengan
kepercayaan atau dogma agama sangat menentukan tingkat peneriamaan informasi.
2.
Psikologis
Audiens dapat
dipetakan berdasarkan hukum-hukum psikologis baik secara individual, kelompok,
komunitas, maupun masyarakat dalam cara berpikir dan pendekatan psikologi
(sosial).
a.
Konsep
diri
Audiens secara
psikologis dalam konsep diri. Bagi mereka yang siasumsikan memiliki konsep
diriyang selalu tinggi mungkin lebih cocok diberi informasi yang kemudian dapat
dikembangkan sendiri.
b.
Kebutuhan
audiens
Apakah audiens
membutuhkan pemenuhan kebutuhan inklusi, afeksi atau kontrol. Jika audiens
ingin dilibatkan dalam peran sebagaimana yang diinformasikan, beriakn informasi
untuk mereka untuk bekerjasama. Namun, jika komunikan yang lebih mengutamakan
perhatian dan kasih sayang, maka informasi yang diberikan haruslah yang berbau
kasih sayang karena mereka ingin dihormati.
3.
Antropologis
Salah satu
metode yang mudah untuk melihat kategori nilai budaya adalah dengan mempelajari
kearifan lokal. Kearifan lokal adalah engetahuan kultural yang dimiliki oleh
komunitas, pengetahuan yang dimiliki oleh mereka itu adalah unik, baik sebagai
nilai ataupun sebagai norma dan kebiasaan mereka.
Karakteristik
dari kearifan lokal, misalnya:
a.
Umumnya
ada dalam setiap komunitas
b.
Ada
dalam kebudayaan tertentu
c.
Menjadi
dasar pengambilan keputusan
d.
Menjadi
dasar dan strategi berjuang di masa depan
e.
Dokumentasi
yang tersitematis
f.
Berkaitan
dengan kehidupan atau kebiasaan untuk hidup, misalnya atur kerjasama, pelihara
air, atur kerja kebun, dan lain-lain.
g.
Dapat
diadaptasikan dalam aktifitas yang lain
h.
Dituturkan
secara lisan atau perilakunya non verbal.
Kearifan lokal dijadikan pengambilan keputusan dalam
hal:
a.
Pertanian
b.
Pemeliharaan
kesehatan
c.
Penyimpanan
makanan
d.
Pendidikan
e.
Managemen
sumberdaya
f.
Pedoman
aktivis terhadap relasi dengan orang lain.
Manfaat kearifan lokal:
a.
Membimbing
strategi pemecahan masalah dalam komunitas
b.
Lebis
dimiliki oleh orang komunitas daripada individual
c.
Sebagai
pengetahuan yang dipraktekkan dalam relasi dan ritual
Sebab kearifan lokal itu penting:
a.
Dapat
dijadikan pedomana dalam memecahkan masalah, khususnya bagi orang miskin
b.
Mewakili
konstrubusi yang penting dalam perubahan global
c.
Dapat
mencegah resiko besar dari luar
d.
Relevan
denga proses pembangunan
4.
Analisis
berdasarkan konteks percakapan
Analisis
terhadap audiens dapat dilakukan dengan melihat apa yang atau tema yang kadang-kadang
dipercakapkan.
a.
Ukuran
audiens
Makin bayak
orang, ternyata lebih sulit dipengaruhi karena mekin banyak fakror psikologis
sosial yang patut diperhitungkan.
b.
Lingkungan
fisik
Lingkungan fisik
juga ikut menentukan tingkat ketrpengaruhan. Lingkungan fisik yang suhunya
panas membuat orang lebih cepat letih sehingga hanya bertemu dalam satu
pertemuan yang waktunya lebih singkat.
c.
Kesempatan
yang sesuai
Mempengaruhi
orang atau audiens dilakuakan berdasarkan waktu bercakap-cakap. Keharus
memperhitungkan kalau berbicara dengan audiens dalam kesempatan seperti sosial,
agama, hubungan kerja.
d.
Waktu
bicara yang sesuai
Dimana waktu
yang temat untuk bicara? Apakah dipagi hari dimana orang masih sibuk mengurus
keluarga, atau di sore hari ketika orang harus beristrahat, dan lain-lain.
5.
Berdasarkan
terpaan pesan
Membagi audiens
berdasarkan tingkat dinamika mereka kalau berhadapan dengan pesan-pesan yang
dikirimkan. Ada 5 gambaran umum yang beroperasi dikalangan penerima atau
audiens, yakni:
1.
Selective
exposure
Manusia hidup
dalam kelompok dan komunitas. Diduga secara psikologi sosial orang yang
mempunyai relasi sosial yang sejenis mempunyai presepsi yang sama atau memilih
terpaan media yang sama, yakni:
a.
Selective
attention, oraang dengan pengalaman sosial yang sama akan cendenrung
memperhatikan topik dan isu yang sama.
b.
Selective
perception, diakuai pasti ada variasi perbedaan minat, kepercayaan,
pengetahuan, sikap, kebutuhan dari individu, kategori sosial dan relasi sosial.
Namun diduga bahwa ada kesamaan
antaraindividu, antarindividu dalam kategori sosial dan relasi sosial
dalam mempresepsi isi pesan sebuah media.
c.
Selective
recall, sama seperti dua prinsip diatas maka diasumsikan bahwa berdasarkan
prinsip seleksi oleh individu, individu dalam kelompok atau sosial dan relasi
sosial, maka diasumsikan ada individu, individu dalam kelompok atau kategori
sosial dan relasi sosial tertentu akan mengingat sebuah pesan dalam waktu yang
lama atau melupakannya dengan cepat.
d.
Selective
action, berdasarkan prinsip seleksi individu, kelompok sosial dan relasi
sosial, maka diasumsikan ada individu, individu dalam kelompok atau kategori
sosial dan relasi sosial tertentu akan membuat tindakan yang sama.
2.
Magnitude
of change
Meskipun
perubahan arah sukar dipastikan, seseorang pembicara seharnya dapat menentukan
arah perubahan dari audiens. Dia harus dapat membuat rasionalisasi atas apa
yang mau dia ungkapkan. Kalau tidak ingin kena bumerang, harus menjadi lawan
dari posisi audiens.
a.
Hostile
audience
Persuasi itu
sukar. Tidak punya batasan tertentu mengenai kebutuhan dari tujuan. Jadi,
pilihan harus kredible terhadap topik itu. Memakai alasan rasional, teoritis
untuk mengubah mereka.
b.
Friendly
audience
Omongan harus
dapat memperkuat kesadaran yang sudah ada dan dipindahkan mereka kedalam tindakan.
c.
Neutral
or apathetic audience
Topik harus
relevan dengan hidup mereka.
3.
The
inoculation effect
Teori ini
merupakan teori persuasi. Seorang komunikator dapat mempengaruhi audiens dengan
meningkatkan resistensi mereka atas informasi yang mereka peroleh (disposisi
positif) jika proses untuk mensuplai informasi itu dengan memanipulasi
informasi sedemikian rupa sehingga mudah diterima oleh komunikan, yaitu dengan
memberikan:
a.
Informasi
yang penuh tantangan (challenge)
b.
Informasi
yang penuh dengan ketakutan (fear appeals)
c.
Informasi
yang menarik (attractive) sehingga mudah mempengaruhi audiens
d.
Informasi
yang mampu mendapatkan ketegangan (stress) sehingga mempersuasi audiens
e.
Informasi
yang menampilkan daya tarik emosional (emotional appeals).
4.
Audience
participation
Sekurang-kurangnya
ada tiga bentuk keterlibatan atau partisipasi audiens sebagaimana yang
dihasilkan oleh pengaruh informasi yang diberikan. Yakni, partisipasi dalam
bentuk pemberian uang atau barang demi melancarkan suatu kegiatan, partisipasi
dalam memberikan tenaga secara fisik hadir dalam suatu aktivitas, dan terakhir,
partisipasi dalam bentuk pikiran dan pendapat.
5.
Motivation
Motivasi adalah
pemberian dorongan kepada seseorang atau sekelompok orang agar mereka menerikan
partisipasinya dalam aktivitas tertentu. Namun patut diingat bahwa motivasi
harus disesuaikan dengan motif atau need
dari audiens, dan need itu harus
disesuaikan dengan daya tarik motif.
Teori Maslow beransumsi bahwa setiap
orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh, baru ia akan
mengarahkan perilakunya untuk meperoleh kepuasan dari kebutuhan lain yang lebih
tinggi. Melalui teori piramida kebutuhan manusia, Maslow berasumsi bahwa
motivasi manusia itu tumbuh dari kebutuhan manusia, dan kebutuhan itu mempunyai
tingkatan mulai kebutuhan paling dasar sampai kebutuhan yang paling
tinggi.setiap orang akan berusaha
memenuhi kebutuhan tersebut mulai dari tingkat dasar maslow menyebutkan
kebutuhan manusia itu sebagai basic needs
yang tersusun sebagai berikut.
Tahap-1 kebutuhan fisiolgis. Pada level pertama menunjukan bahwa
secara umum manusia ingin mempertahankan kehidupannya, dan untuk mempertahankan
kehidupan itu manusia berusaha agar kebutuhan fisiolgis (makan, minum, pakaian,
rumah, udara, reproduksi/seks) harus dapat dipenuhi.
Tahap-2 kebutuhan rasa aman. Jika kebutuhan fisidlogis thap pertama
diatas sudah dipenuhi manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya
yaitu rasa aman dan kehidupan yang stabil. Yang dimaksudkan dengan security need adalah kebutuhan rasa
aman, manusia ingin dan merasa bebas dari gangguna fisik maupun emosi orang
lain.
Tahap-3 kebutuhan sosial. Pada tingkat ketiga manuisa membuthkan kasih
sayang. Manusia merasa kalau dia merupakan milik masyarakat atau lingkungan sosial,
manusia juga ingin agar dirinya diterima dan dijadikan sebagai sahabat oleh
lingkungan maupun organisasi.
Tahap-4 kebutuhan harga diri. Pada tahap ke empat manusia
membutuhkan penghargaan dari orang lain terhadap dirinya. Memberikan
penghargaan terhadap orang lain dapat dilakukan dengan pengakuan atas status
yang dia miliki.
Tahap-5 kebutuhan aktualisasi diri. Pada puncak piramida ada
kebutuhan aktualisasi diri dimana setiap orang ingin agar masyarakat atau
organisasi melibatkan dia secara penuh, termassuk memberikan kepercayaan kepada
mereka untuk melaksanakan tugas dan fungsi tertentu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1.
Komunikasi
adalah individu, sekelompok orang, komunitas, organisasi, publik, dan
masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi. Kesuksesan suatu komunikasitidak
terutaa terletah pada komunikator- meskipun diakui bahwa komunikator merupakan
sumber yang memprakarsai komunikasi namun sukses atau gagalnyaperanan
komunikasi yang diperanani oleh komunikator sangat tergantung dari penilain
yang diberikan oleh komunikan oleh audiens kepada mereka.
2.
Ada
banyak pertanyaan yang harus dijawab menyangkut karakteristik audiens
a. Siapa
yang menjadi sumber informasi audiens
b. Informasi
apa yang mereka butuhkan
c. Media
apa yang sering digunakan audiens
d. Sipakah
penerima informasi
e. Dampak
apa yang mereka alami
f. Hambatan
apa yang mereka alami
3.
Analisis
peranan komunikasi persusif berkaitan denga jawaban atas pertanyaan mengapa
audiens perlu dilibatkan dalam analisis komunikasi kesehatan. Level
keterlibatan audiens itu bisa:
4.
Ada
beberapa manfaat dari keterlibatan audiens, yakni:
1. Grass
roots level – bekerja langsung dedngan individu
2. Community
networks – bekerja untuk mendung forum yang berbeda
3. Professional
networks – bekerja untuk membangun aliansi dan kemitraan
4. Organisation
development – bekerja untuk mengubah cara organisasi bekerja
5. Co-odination
– membuat semua yang berbeda level senang berinteraksi dan bekerjasama
6. Dampak positif dari keterlibatan audiens
adalah
adanya peluang yang nyata atas perubahan, melayani para pengguna untuk
bersama-sama memfokuskan diri dalam cara-cara yang bermakna. Dan dampak negatif
dari keterlibatan adalah isu-isu tidak jelas dan tidak dapat dipahami, apalagi
dialog mengalami jalan buntu, terlalu mengandalkan kelompok tertentu, tanggung
jawab para pemrakarsa tidak jelas. Untuk mencapai tujuan positif dan manfaat
dari keterlibatan komunikan itulah maka kita perlu melakukan studi ilmiah
terhadap komunikan.
3.2 Saran
1.
Dalam suatu proses komunikasi, analisis komunikan, merupakan bagian yang
sangat penting, karena jika kita dapat membuat peta komunikan maka kita dapat
merencanakan suatu komunikasi dengan baik.
2.
Kita harus bersikap kritis terhadap komunikan atau audiens dalam suatu
komunikasi.